Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Paundra Noorbaskoro: IoT untuk Budidaya Udang Lebih Berkembang


Budidaya udang air tawar belakangan ini menjadi cukup populer untuk dilakukan. Dan dari berbagai jenis udang air tawar salah satu yang cukup banyak dipilih untuk dibudidayakan adalah udang vaname.

Udang yang satu ini bisa dibilang sebagai salah satu jenis udang air tawar dengan tingkat permintaan yang cukup tinggi di pasaran. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri saja akan tetapi juga untuk diekspor ke luar negeri. Beberapa negara tujuan ekspor udang vaname ini antara lain adalah Amerika serikat, Malaysia, Inggris, Jepang serta China. Nilai ekspor udang vaname ke negara negara tersebut dari tahun ke tahun juga terus meningkat. Sebagai contoh untuk tujuan ekspor ke Amerika Serikat saja pada tahun 2015 sebanyak 77.000 ton dan meningkat pesat menjadi 717.094 ton pada tahun 2019. Atau hampir 9 kali lipat.

Tentu jika kita lihat dari angka angka yang ada maka bisa dibilang budidaya udang vaname ini memiliki prospek yang cukup cerah. Hanya yang menjadi PR adalah bagaimana untuk bisa melakukan budidaya ini dengan lebih optimal, efektif dan efisien sehingga hasil yang diperoleh bisa lebih meningkat.

Dan untuk hal ini sudah ada jawabannya yakni dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Hal seperti inilah yang coba dilakukan oleh Paundra NoorBaskoro yang memanfaatkan teknologi Internet of Things(IoT) dalam budidaya udang vanamenya.

Lahir dari keluarga Pegawai Negeri Sipil (PNS), Paundra sejak awal memiliki tekad kuat untuk memberikan solusi atas masalah yang dihadapi oleh para petani udang vaname. Walaupun memiliki latar belakang yang berbeda, ia menekuni bidang kelautan perikanan sejak masa SMA. Kesenangannya berinteraksi dengan masyarakat lokal membuatnya semakin dekat dengan realitas para petani.

Setelah menamatkan pendidikan di SMA Negeri 1 Pacitan pada tahun 2010, Paundra melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Brawijaya Malang. Di sinilah ia menemukan panggilan sejatinya. Jurusan S1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan adalah wadah di mana ia dapat mengasah pengetahuan dan keterampilannya.

Setelah lulus pada tahun 2018, Paundra kembali ke tanah kelahirannya dengan impian besar: mengatasi masalah gagal panen yang terus menghantui para petani udang vaname. Dengan tekad dan semangat yang luar biasa, ia memulai risetnya. Ia menggunakan lahan milik keluarganya untuk membangun kolam bundar dengan diameter tiga meter. Bibit udang vaname ditanam, dan Paundra mulai menyelidiki jenis penyakit yang sering menyerang udang tersebut. Sampel-sampel dikirimkan ke laboratorium untuk uji coba.

Namun, perjalanan Paundra tidak selalu mulus. Tiga tahun lamanya ia menghadapi kegagalan demi kegagalan. Namun, bukannya menyerah, ia justru semakin termotivasi untuk menemukan solusi yang tepat. Pada tahun 2021, kerja keras dan ketekunannya membuahkan hasil. Paundra menemukan formula racikan serbuk yang efektif dan inovatif. Namun, inovasi ini tidak berhenti di situ.

Paundra melangkah lebih jauh dengan mengembangkan sistem monitoring kualitas air berbasis Internet of Things (IoT). Dengan teknologi sensor canggih, ia menciptakan perangkat yang mampu mendeteksi empat parameter penting sekaligus: salinitas, oksigen terlarut (DO), suhu, dan pH. Data yang terkumpul kemudian ditampilkan secara real-time di layar PC melalui sistem yang terintegrasi dengan baik.

Inovasi ini bukan hanya sekadar teknologi canggih, tetapi juga jawaban atas masalah-masalah yang selama ini dialami oleh para petani udang vaname. Dengan sistem monitoring ini, para petani dapat mengoptimalkan kondisi tambak secara tepat. Mereka dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan tambak mereka dan mengambil tindakan preventif dengan cepat.

Paundra Noorbaskoro, dengan ketekunan dan dedikasinya, telah memberikan kontribusi besar bagi masyarakat pesisir ujung timur bagian selatan Pulau Jawa. Inovasinya bukan hanya membuka jalan menuju panen yang lebih baik, tetapi juga memberikan harapan dan inspirasi bagi banyak petani lainnya. Ia bukan hanya seorang ilmuwan, tetapi juga pahlawan bagi komunitasnya. Dalam jejaknya yang ditinggalkan, tergambar gambaran masa depan yang cerah bagi para petani udang vaname, berkat tekad seorang pemuda yang tidak kenal lelah.

Atas dedikasinya tersebut Paundra kemudian memperoleh apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya dari Astra yang memberikan penghargaan Astra Satu Indonesia Awards pada tahun 2022 yang lalu. 

Astra Satu Indonesia Awards sendiri merupakan Apresiasi Astra bagi Anak Bangsa yang telah berkontribusi untuk mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan melalui bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi, serta satu Kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut. Penerima apresiasi tingkat nasional masing-masing akan mendapatkan dana bantuan kegiatan sebesar Rp65.000.000 (enam puluh lima juta rupiah) serta pembinaan kegiatan.

Posting Komentar untuk "Paundra Noorbaskoro: IoT untuk Budidaya Udang Lebih Berkembang"